Pages

Kamis, 05 Mei 2011

makna 50 shalat

Setelah kita memahami konsep kehidupan yang teramat penting bagi semua umat muslim (KESENANGAN SEMU YANG AMAT PAYAH!!!), sebagai tindak lanjutnya adalah hakikat kehidupan sebagai berikut:

-------------------------------------------------
Allah pertama kali mewajibkan shalat 50 kali kepada umat Muhammad ketika beliau melakukan mi'raj. Tetapi, berkenaan dengan masalah ini, pernahkah kita bertanya tetntang hikmah disebutkannya hadits bahwa Allah telah mewajibkan shalat sebanyak 50 kali, lalu Dia memberikan dispensasi kepada kita?

Menurut keyakinan, wallahu a'lam, Allah MEMANG mewajibkan semua itu. Namun demikian, Dia mengetahui keadaan kita bahwa kita tidak akan mampu melakukannya. Seandainya kita mengerjakan shalat sebanyak 50 kali, sementara sehari semalam hanya ada 24 jam, berarti kita SETIAP SETENGAH JAM sekali kita akan mengerjakan shalat (tepatnya 28 menit 48 detik).

Misalnya, dari 24 jam yang ada, lalu kita kurangi 6 jam untuk tidur, berarti kira-kira SETIAP 20 MENIT kita akan mengerjakan shalat (tepatnya 21 menit 36 detik). Berdasarkan perhitungan ini, apabila seorang lelaki melakukan shalat di masjid, ia TIDAK AKAN meninggalkan masjid karena waktu shalat sangat dekat, sementara seorang wanita tidak akan meninggalkan mushallanya karena alasan yang sama. Dengan demikian, kapankah waktu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup dan di manakah tanggung jawab kehidupan dan tuntunan-tuntunannya?

Kalau begitu, apa tujuan diwajibkannya shalat 50 kali kemudian diringankan bagi kita dan diringkas menjadi lima? Ia tak disebutkan secara serampangan. Allah Mahasuci dari semua itu, Dia Mahabijaksana dalam segala firman dan perbuatan-Nya.

Hikmahnya, wallahu a'lam, secara lahir ialah Dia ingin menjelaskan kepada para hamba-Nya bahwa Dia tidak menciptakan mereka di dunia ini, KECUALI hanya untuk beribadah kepada-Nya. Karena itu, Dia mewajibkan shalat DAN MENYUKAI PENAMBAHAN BILANGANNYA sebatas kemampuan. Dengan demikian, hadits tersebut menunjukkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Mengukuhkan TUJUAN penciptaan manusia, yakni beribadah.
2. Menjelaskan keutamaan shalat fardhu atas shalat lainnya, serta memotivasi memperbanyak SHALAT SUNNAH dan seluruh bentuk ibadah sesuai kemampuan.

Semua ini menjelaskan bahwa “asal penciptaan MAKHLUK*” ialah untuk beribadah (Adz-Dzaariyaat 56). Maksud "ibadah" di sini ialah IBADAH MAHDHAH yang murni karena Allah.

(ditulis dari buku RUMUS MASUK SURGA - Cara Cerdas Memilih Amal Untuk Hasil Optimal, hlm.18; menjadi tema pembuka di buku tersebut)
-------------------------------------------------

*MAKHLUK; semua makhluk! dari bangsa manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda alam semesta, dari golongan yang tampak maupun yang tidak tampak, malaikat, jin, bahkan IBLIS (meskipun iblis yang dahulu 'ketaatan & kedudukannya lebih tinggi dari malaikat' menjadi membangkang setelah Adam muncul), yang besar dan yang kecil, yang benar-benar hidup dan yang seolah mati. Dalam fisika-astronomi, bahkan planet itu pun sebenarnya hidup! Ia makan dengan memakan planet lain (dalam kurun waktu yang sangat lama). Dan 'semua bertasbih' (fi'il mudhari', dan sudah barang tentu fi'il madhi) menurut cara masing-masing yang telah dikehendaki SANG PENCIPTA PALING SEMPURNA. Apakah kita tidak malu dengan ‘batu’ itu???


(ditulis untuk menguatkan pandangan dalam rangka berbenah diri dan istiqomah)

== aku ngambil dari koleksi temen2 di satu hari satu nasihat http://www.facebook.com/group.php?gid=117155203223 ==

semoga bermanfaat :)

Jumat, 29 April 2011

pujian

Apabila Allah membiarkan suatu pujian diberikan kepadamu, padahal engkau tidak layak mendapatkannya, maka pujilah Allah karena Dia-lah yang lebih berhak atas pujian tersebut.

Orang-orang memujimu karena apa yang mereka sangka ada pada dirimu. Maka celalah dirimu karena apa yang engkau ketahui ada pada dirimu.

Ketika seorang mukmin dipuji, maka seharusnya ia merasa malu kepada Allah, karena ia dipuji dengan sifat yang tidak ada pada dirinya.

[Kitab Al Hikam, Syaikh Ibn 'Atha'illah as Sakandari]

Rabu, 27 April 2011

SHAKE HAND (VOA learning english)

The handshake is a 1-2-3 format.
1. You say your first and last names clearly. Then the other person should say their first and last names clearly.
2. You should extend your hand to them, fingers together. You should look directly into their eyes. This is called "eye contact" and it's extremely important in business.
3. You should shake hands -- usually three times. It could be a bit more or less. Your handshake should be very firm. A soft handshake means that you have no confidence or that you don't want to meet them.

I need to teach you about the handshake if you'd like to work in a foreign company.

We have a lesson on this in The Classroom. It's the first lesson in the "Lesson Plans for EFL Teachers."

Lesson Plans for EFL Teachers | The Classroom | Learning English www.voanews.com

Senin, 25 April 2011

TERIMA KASIH TUHAN

alhamdulillah, ya Rabb...
telah Engkau izinkan aku 'tertutup' sudah satu tahun ini dengan seluruh hidayah yang engkau berikan.. dan ampunilah segala khilaf yang masih banyak disana-sini yang datangnya dari hamba sendiri sebagai manusia,
Ya ALLAH...terima kasih, Engkau pula lah yang memberiku kesempatan untuk melihat dan merasakan apa2 yang disekeliling hamba, yag membuat hamba berfikir betapa besar nikmat yang telah engkau berikan. maka jauhkan lah hamba dari sifat kufur terhadap nikmat-Mu, Ya Allah Ya Rahim, berilah hamba kemudahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik sesudah ini. amin.

terimakasih, Ya Rahman..
terimakasih, Bapak ibu, kakak, serta adikku.
terimakasih, sahabat2ku tercinta.
dan terimakasih pada orang2 yang membantuku menjadi sosok yang kuat. :)
terimakasih semuanya.. :)

mari kita lanjutkan hidup dengan selalu mengharap ridho-Nya...
GOD BLESS US.. :)

Sabtu, 23 April 2011

doa seorang kekasih :)

Oh Tuhan, seandainya telah Kau catatkan

Dia milikku, tercipta untuk diriku

Satukanlah hatinya dengan hatiku

Titipkanlah kebahagiaan



Ya Allah, ku mohon

Apa yang telah Kau takdirkan

Ku harap dia adalah yang terbaik buatku

Kerana Engkau tahu segala isi hatiku

Pelihara daku dari kemurkaanMu



Ya Tuhanku, yang Maha Pemurah

Beri kekuatan jua harapan

Membina diri yang lesu tak bermaya

Semaikan setulus kasih di jiwa



Ku pasrah kepadaMu

Kurniakanlah aku

Pasangan yang beriman

Bisa menemani aku

Supaya ku dan dia

Dapat melayar bahtera

Ke muara cinta yang Engkau redhai



Ya Tuhanku, yang Maha Pengasih

Engkau sahaja pemeliharaku

Dengarkan rintihan hambaMu ini

Jangan Engkau biarkan ku sendiri



Agarku bisa bahagia

Walau tanpa bersamanya

Gantikanlah yang hilang

Tumbuhkan yang telah patah

Ku inginkan bahagia

Di dunia dan akhirat

PadaMu Tuhan ku mohon segala




=======
aku kutip dari catatan temanku di fb... bagus juga....
ngasih inspirasiii... heheheee.. makasiih yoo bang.. semangat menunggunya ngene ikii..hahahaaa :D

fighting for the time.. :)

Semua orang memiliki waktu yang sama: 24 jam sehari.
Rugilah orang yang suka MENUNDA.
Menunda bisnis jauhkan keuntungan
Menunda kerja miskinkan prestasi
Menunda ibadah jauhi syurga
Menunda taubat dekati pintu neraka

"Apabila engkau berada di waktu sore jangan menunggu (menunda beramal di waktu pagi. Dan jika berada di waktu pagi, janganlah menunda (beramal) di waktu sore. Gunakan masa sehatmu untuk masa sakitmu dan kesempatan hidupmu untuk saat kematianmu." (H.R Bukhari)

voa-islam.com

Jumat, 22 April 2011

revolusi

TIPS RAHASIA KHUSYU’ DALAM SHOLAT


-semoga dapat menjadi revolusi sholat kita-

Berwudhu zahir dan “wudhu batin” ketika masuk waktu sholat. Berdiri dengan penuh kewaspadaan dan dibayangkan Allah ada di ‘hadapan’ kita, surga di sebelah kanan kita, neraka di sebelah kiri kita, malaikat maut berada di belakang kita, dan dibayangkan pula bahwa kita seolah-olah berdiri di atas titian 'Shirratul Mustaqim' dan kita menganggap bahwa sholat kali ini adalah solat terakhir kita, kemudian kita berniat dan bertakbir dengan baik.

Setiap bacaan dan doa dipahami maknanya, kemudian kita ruku' dan sujud dengan tawadhu', kita bertasyahud dengan penuh pengharapan, dan kita memberi salam dengan ikhlas.

(diambil dari intisari 1001 Kisah Teladan)

*catatan: cara shalat tersebut adalah cara shalat Hatim Al Asham (wafat 237 H, la murid dari Syaqiq dan guru dari Ahmad bin Khadhrawaih, ia masuk dalam tokoh besar/ kisah teladan, seorang Isam bin Yusuf ahli ibadah yang sangat wara’ dan sangat khusyuk shalatnya saja ketika mengetahui cara shalat Hatim Al Asham ia tercengang dan menangislah dia kerana membayangkan ibadahnya yang kurang baik, bagaimana dengan kita?!)


MODIFIKASI:
Teknik di atas akan kita kembangkan lagi, namun insyaAllah lebih memudahkan, lagipula sangat sulit, bukan? menganggap sholat ini adalah sholat terakhir kita?:

Sebagai langkah awal, perlu kita pahami dahulu makna khusyu’ yang sebenarnya. Khusyuk kurang tepat bila diartikan dengan ‘konsentrasi’. Khusyuk di dalam Al-Quran dimaknai yaitu “YAKIN AKAN MENEMUI TUHANNYA & AKAN MEMPERTANGGUNGJAWABKAN SEMUANYA”.

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (YAITU) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (Q.S. Al-Baqarah: 45-46)

Jika kita bersedia merenungi, dengan ayat ini pun kiranya sudah cukup dapat menjadikan seseorang khusyu’ dalam shalat. Karena yang digunakan adalah kalimat “yakin akan menemui Tuhan”, hal ini berkaitan erat dengan kehidupan setelah mati. Makanya, “tingkat khusyu’ seseorang BERBANDING LURUS dengan tingkat pengetahuan dan kefahamannya terhadap perjalanan/ gambaran hidup sesudah mati”.

*Sehingga sebelum mempelajari ilmu-ilmu lainnya, hendaklah kita prioritaskan memiliki (mempelajari) buku yang khusus membahas tentang kehidupan setelah mati, dan akan lebih baik lagi bila kita menyisihkan uang untuk khusus membeli buku tentang kehidupan di alam kubur, buku tentang petaka Padang Mahsyar, tentang keagungan surga, maupun buku tentang misteri dahsyatnya neraka. Bukankah tugas utama Rasul ialah menyampaikan kabar gembira (surga) dan memberi peringatan (petaka akhirat)? [Q.S. 2:213, 4:165, 6:48, 11:2, 25:56, 33:45, 46:12, dll] Dan bukankah kita semua pada finalnya PASTI akan berada di alam kekekalan? Maka sudah seharusnya kita mempelajarinya sebagai persiapan menghadapinya.

Oleh karenanya, lebih lanjut, cara paling ampuh untuk khusyu’ dalam shalat adalah mengaitkannya dengan beberapa gambaran/ suasana alam akhirat (Hari Pembalasan):

# Allah yang Maha Besar berada ‘dekat’ di hadapan kita dengan sudut elevasi +/- 30ยบ.
# Surga berada ‘sangat jauh’ di hadapan kita sekitar perjalanan 70.000 tahun perjalanan. (semakin jauh agar kita semakin berusaha mengejarnya dengan semakin khusyu’)
# Kita sholat seolah berada pada sebuah alas/ permadani/ awan dimana ‘dekat’ di bawah kita adalah Neraka Jahannam. (atau seperti lapisan es tipis di kutub bumi, dimana kita dapat mudah terperosok jatuh, dimana api neraka yang sebesar SEMUT KECIL yang telah dibasuh 70 KALI saja dapat menghancurluluhkan GUNUNG! Apa jadinya dengan manusia!)
# Malaikat Raqib berada 3 meter di sebelah kanan kita.
# Malaikat ‘Atid berada 3 meter di sebelah kiri kita.
# Malaikat Pencabut Nyawa sudah siap 3 meter berada di belakang kita.

[Dan kita HARUS ‘mewajibkan diri’ untuk memahami setiap bacaan (kalimat) sholat dari doa iftitah sampai salam, kecuali surat-suratan semampu kita. Setiap bibir melafazkan bacaan, hati bersamaan melafazkan makna (makna ‘tidak sama’ dg arti)]
----------------------------------

Kita semua menyadari, memang sulit untuk khusyu’ secara konstan dari takbir sampai salam, berikut bisa me-‘RECHARGE’ tingkat khusyu’ kita saat kita merasa lalai:

Semakin tidak khusyu’ sholat kita semakin dekat api neraka Jahannam itu naik menuju kita dan surga semakin jauh berkali-kali lipat; semakin rajin Malaikat ‘Atid mencatat dan semakin malas Malaikat Raqib mencatat; semakin pula Allah menjauh ke langit dan memalingkan wajahNYA; semakin Malaikat Izroil mempersiapkan cara paling menyiksa untuk mencabut nyawa kita. (begitu juga sebaliknya)

Total Memory Technique:

Sudah menjadi wacana umum bahwa otak kiri manusia berperan dalam tulisan/ hafalan sedangkan otak kanan untuk imaginasi/ visualisasi/ kreativitas. Jangan gunakan seluruh bagian otak kita untuk visualisasi suasana di atas. Gunakan otak kiri dan hati untuk melafazkan makna; gunakan otak kanan untuk visualisasi. Namun, persentasenya lebih diutamakan pada otak kiri. Persentase otak kanan lebih dikurangi lagi dengan cukup menghafal 2 penjuru:
1. Penjuru arah mata (bawah, depan); seketika itu ingat neraka, surga, dan Rabb*.
* Sesuai Q.S. Al-Baqarah: 45-46, maka penjuru ini (terutama Rabb) yang paling dikuatkan.
2. Penjuru samping (kanan, kiri, belakang); seketika itu ingat 3 Malaikat.

Setelah agak terbiasa, setiap penjuru dapat dikerjakan otak 1 detik; 2 detik untuk 2 penjuru. Dan setelah menguasainya dapat dicapai hanya 1 detik saja untuk visualisasi semuanya.

Khusus sebelum bertakbir, gunakan 100% bagian otak kanan saja untuk visualisasi. Dan khusus detik-detik saat tidak melafazkan bacaan, persentase diubah menjadi lebih besar untuk otak kanan (visualisasi). Selanjutnya, tetap fokus pada makna, namun diiringi suasana di atas./msf

Dengan sungguh-sungguh, praktekkan mulai saat ini juga, tingkat khusyu’ akan jauh meningkat, PASTI... (insyaAllah)

“Peliharalah segala shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” (Q.S. Al-Baqarah: 238)


(ditulis dalam rangka membawa perubahan & revolusi sholat setiap insan)